Kamis, 24 November 2016

Kenapa nabi Muhammad SAW memilih "Miskin" ??

Pada suatu hari ada seorang Pria yang tergolong miskin mendatangi Aisyah istri dari Rasulullah saw, Aisyah pun memberikan  sedekah kepada pria itu. Aisyah memanggil asisten rumah tangganya yang bernama Barirah dan meminta ia untuk memperhatikan dan menyelidiki pria tersebut,, apakah benar pria itu miskin atau hanya pura-pura, dan  di pakai untuk apa sedekah yang di berikan padanya.
Melihat kejadian itu Rasulullah lalu menegur Aisyah dengan sabdanya “ Jangan engkau berhitung dalam memberi sedekah karena Allah SWT tidak pernah berhitung dalam memberikan rezeki kepada kita “ (HR.Nasa’i , Ibnu Hibban, Ahmad dan Haitsami )
Di waktu lain Rasulullah juga menganjurkan: “ Wahai Aisyah, berlindunglah dari api neraka (kebangkrutan) meski hanya dengan bersedekah separuh biji korma, sungguh separuh biji korma itu mengisi perut orang yang lapar sama seperti ia mengisi perut orang yang kenyang “ (artinya walau separuh biji korma itu sudah cukup mengenyangkan bagi orang-orang yang sedang kelaparan) ( HR.Ahmad dan Mundziri )
Rasulullah SAW merupakan seorang Pemimpin dan  juga seorang Wirausahawan sejati, dan kemenangan terus di raih olehnya demikian pula harta selalu dekat dengan beliau, hingga suatu ketika beliau menjadi Pemimpin yang paling tinggi harta  negarapun melimpah ruah. namun taukah kita bahwa ada salah 1 do'a yang beliau ucapkan hingga Aisyah istrinya  pun terkejut mendengar tersebut ?.
Aisyah mendengar Rasulullah berdoa : “ Ya Allah, jadikanlah gaya hidupku seperti gaya hidup orang miskin, cabutlah nyawaku dalam keadaan miskin, lalu kumpulkanlah aku pada Hari Kiamat bersama kelompok orang miskin “.
Mendengar doa itu Aisyah protes : “ Mengapa engkau berdoa seperti itu wahai Rasulullah ? “, Beliau menjawab :
orang-orang miskin akan masuk Surga 40 tahun lebih cepat dari pada orang-orang kaya, wahai Aisyah jangan pernah menolak orang-orang miskin walau  engkau hanya bisa memberi separuh biji korma, cintailah orang miskin dan dekatkanlah mereka kepadamu agar Allah juga mendekatkanmu kepadaNYA pada Hari kiamat nanti “ ( HR.Tirmidzi, Baihaqi dan Mundziri )
kenapa  rasulullah berdoa demikian, Apa kita tidak boleh kaya raya ? Rosulullah bukanlah orang yang tergolong miskin, Beliau  merupakan Pemimpin yang kaya raya namun memiliki gaya hidup yang sederhana dan keluarganya merupakan gaya hidup orang yang paling miskin.pernah dalam 40 malam rumah beliau tidak ada api yang menyala yang artinya adalah tidak ada makanan yang dapat di masak, tidak ada lentera penerang, Rasulullah hanya mengkonsumsi beberapa buah korma dan air putih saja.
Mungkin pernah terpikir di otak kita, kenapa kita yang seorang muslim hidupnya jauh lebih sederhana daripada mereka yang hidup di dalam kekafiran?. Padahal kita seorang muslim hidup di dalam keta’atan menyembah Allah ta’ala, Sedangkan mereka (orang kafir) hidup di dalam kekufuran kepada Allah. Wahai saudaraku seiman, jangan engkau heran dengan fenomena tersebut. Bahkan seorang sahabat Rosulullah yang mulia pun terheran sambil menangis melihat beliau dan dia adalah ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Berikut ini saya berikan kisah Umar yang masuk dalam kitab Tafsir Surat Yasin karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah
Pernah suatu hari umar datang ke rumah rasulullahu alaihi wa sallam dan beliau sedang istirahat di atas dipan yang terbuat dari serat sehingga membentuk garis dipan tersebut di tubuh rasulullah. tatkala umar melihat hal tersebut, Umar pun menangis. rasulullah yang melihat umar menangis kemudian bertanya " apa yang engkau tangisi wahai Umar?". 
Umar pun menjawab pertanyaan Rasul, " Sesungguhnya bangsa Persia dan Roma di berikan nikmat dengan dunia yang sangat banyak, sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini?" Nabi pun berkata, " Wahai saudaraku Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan di kehidupan dunia mereka".
Di dalam hadits tersebut menunjukkan  bahwa orang kafir di segerakan nikmatnya oleh Allah di dunia ini, dan bisa jadi itu adalah istidraj dari Allah SWT. Namun apabila mereka meninggal  kelak, Sungguh adzab yang sangat pedih akan menghampiri mereka. Dan adzab itu  akan semakin bertambah tatkala orang-orang kafir itu terus berada dalam kedurhakaan terhadap Allah SWT.
ketahuilah Ketika beliau wafat hampir tidak ada warisan yang beliau tinggalkan, seluruh kekayaannya di wakafkan dan di sedekahkan untuk perjuangan Islam. 
Kita boleh saja kaya raya selama umur kita masih ada tapi lebih baik jika harta yang kita miliki di sedekahkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Setiap umat islam di dunia ini memiliki kewajiban membayar Zakat, haji dan sedekah. tapi banyak juga di antara kita yang memliki banyak harta, tapi bisakah kita hidup seperti gaya hidup orang miskin? sebenarnya mereka selalu menjalankan ibadah puasa minimal Senin-Kamis, tidak makan kalau masih kenyang dan berhenti makan sebelum merasa kenyang, jadi tidak harus selalu makan 3 kali sehari, demikian juga dalam hal berbusana tidak selalu mengikuti mode terbaru, mereka mengganti pakaian kalau sudah rusak saja, gampang kan ?
begitu pula ketika umur kita sudah tidak produktif lagi, maka saatnya buat kita untuk lebih banyak memberikan sedekah sedikit lebih banyak untuk tabungan kita di akhirat kelak. sehingga ketika Malaikat Maut menjemput kita nanti tidak ada kekayaan dunia di tangan kita lagi, kita benar-benar miskin.dan  tidak akan ada lagi harta kita yang harus di audit pada saat Hari Perhitungan kelak, totalitas akan menjadi ASET PEMBELA kita pada saat itu. Mudah bukan jadi orang miskin? inilah maksud doa Rosulullah SAW tersebut., jadi miskin ? siapa takut!
Sungguh Allah telah memberikan kenikmatan dunia kepada kita,tapi kita lupa akan hal itu, kenikmatan itu adalah kenikmatan Iman dan Islam. Hal ini yang membedakan msulim dengan orang-orang kafir. Sungguh kenikmatan di dunia tidaklah bernilai sama sekali di bandingkan kenikmatan di akhirat kelak. Mari kita bandingkan antara dunia dan akhirat, dan membaca sabda Rasulullah SAW, “Demi Allah! Tidaklah dunia itu dibandingkan dengan akhirat, kecuali seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan. Maka perhatikanlah jari tersebut kembali membawa apa?” (HR. Muslim).
Lihatlah wahai sahabat muslim, dunia ini jika di bandingkan dengan akhirat seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke lautan, kemudian ia menarik jarinya kembali. Perhatikanlah, apa yang akan ia dapatkan dari celupan tersebut. Jari yang begitu kecil di bandingkan dengan lautan yang luas, mungkin hanya beberapa tetes saja yang kita dapat.
Sebagai penutup tulisan saya ini, ada petikkan kisah seorang hakim dari Mesir, dia adalah Al-Hafizh Ibnu Hajr. Suatu hari Ibnu Hajr bertemu seorang Yahudi yang menjual minyak zaitun, dia berpakaian kotor dan Ibnu Hajr sedang berada di kereta yang di tarik oleh seekor kuda, dan di kawal oleh penjaga di sisi kanan dan kiri kereta tersebut.
Yahudi tersebut menghentikan kereta beliau seraya berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian telah bersabda, ‘Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir’  dan Engkau adalah Hakim Agung Mesir. Engkau bersama rombongan pengawal seperti ini, penuh dengan kenikmatan, sementara aku berada dalam penderitaan dan kesengsaraan.”
Ibnu Hajr rahimahullah menjawab, "Nikmat  beserta kemewahan yang aku rasakan ini di bandingkan dengan kenikmatan di Surga adalah penjara. Adapun dirimu dengan kesengsaraan yang engkau rasakan, di bandingkan dengan azab yang engkau rasakan di Neraka dalah Surga.”
Orang Yahudi itu berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan  yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Maka masuk Islam lah orang Yahudi tersebut.


3 komentar:

  1. makasih atas infonya sangat membantu, dan jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2z8uMz2

    BalasHapus
  2. Nikmat tuhan manakah yg aku dustakan ��

    BalasHapus
  3. Semoga bermanfaat untuk diamalkan. Semoga Allah memberikan yang terbaik dalam hidup kita di dunia dan akhirat aamiin

    BalasHapus